Dalam menciptakan puisi, seseorang memiliki motif atau maksud tertentu. Ide-ide dalam penciptaan puisi bisa muncul dari mana saja, bisa dari kejadian di sekitar kita, ataupun hanya berisikan khayalan khayalan belaka. Ide puisi pada dasarnya bersifat sederhana atau tidak rumit. Hal apapun bisa di gambarkan ke dalam sajak-sajak puisi. Di sini, akan di kulik bagaimana pandangan atau maksud si penyair dalam menciptakan karya-karyanya.
seperti salah satu puisi ini :
Pejam
Kala itu
Atau kala ini
Kala nanti
Aku coba merangkai peluh peluh di keningnya
Walau aku tak pernah ia timang
Walau aku tak sedarah dengannya
Tapi tak apa lah, aku mencoba
Mencoba menggambarkan perasaan
Dalam sajak,aksara dengan diksi sederhana
Di luar tengah riuh ya bu,
Tapi tak jadi penghalang hayal mu
Batinku, dia tengah berdiskusi
Dengan kedamaian di dalam pejamannya
Barangkali ia coba mengundang kembali mimpi
yang hadir malam kemarin
Barangkali ia tengah menggandeng
Anak bujangnya di acara wisuda, dalam bayangannya
Entahlah, aku sama sekali tak tahu seluk beluknya
Aku hanya bertemu bayangnya sekilas
Batinku yang satunya coba ikut mengusik
Mungkin ia tengah menafakuri nikmat yang kuasa
Masih memberikannya napas untuk berjuang
Masih diberikan indra untuk mengecap asam getir kehidupan
Masih di berikan kesempatan untuk mengais
Lembar demi lembar rezeki dari bumi yang diridhoi oleh sang mulia
Sekiranya hanya itu cuit cuit hari ini
Tentang mu seorang perempuan hebat
Maaf aku tak meminta izin
Untuk menerka isi hatimu tadi
Sesuai dengan gambar yang di lampirkan, di sini penyair memposisikan dirinya tengah memperhatikan sesosok ibu yang tengah memejamkan matanya di tengah riuhnya suasana pasar. Dalam khayalan penyair, ia sedang mencoba menerka-nerka apa yang tengah di bayangkan ibu yang memejamkan matanya tersebut.